Literasi

Benarkah Semua Anak Cerdas?

Foto Penulis

Lulu Faoziah, S.IP.

Penulis
Kamis, 24 April 2025

Oleh Lulu Faoziah


YSH News – Pertanyaan “benarkah semua anak cerdas?” sering kali muncul di tengah masyarakat yang masih menjunjung tinggi standar akademik sebagai tolok ukur utama kecerdasan. Jika kita mendefinisikan cerdas sebagai nilai akademik, maka kebanyakan orang mungkin akan mengatakan bahwa tidak semua anak masuk ke dalam kategori cerdas. Maka dibanding tidak cerdas, mari kita ubah pemahaman ini ke dalam “hambatan”. Hambatan yang dimaksud adalah hambatan belajar, yaitu anak kesulitan memahami informasi atau intruksi yang dia dapatkan atau terjadi karena kondisi psikologis anak yang cenderung menolak menjalankan intruksi dari orang lain. Namun, ketika kita melihat kecerdasan secara lebih luas, maka jawabannya “iya”, semua anak cerdas dengan cara yang berbeda.


Howard Gardner dalam bukunya Multiple Intellegences mengatakan bahwa kecerdasan manusia itu beragam, setidaknya ada 8 jenis kecerdasan, yaitu linguistik (bahasa), matematika-logis (angka dan logika), spasial (visual dan ruang), musikal, kinestetik (bergerak), interpersonal (berhubungan dengan orang lain), intrapersonal (memahami diri sendiri), dan naturalis (alam). Seorang anak mungkin tidak menonjol dalam pelajaran matematika tapi sangat berbakat dalam seni musik.


Mengetahui potensi kecerdasan anak bisa dilakukan dengan Multiple Intellegences Research (MIR). Kecerdasan anak dapat diketahui dari kebiasaan anak tersebut, dimulai dari kecenderungan yang dominan sampai yang rendah. SD Islam Pembangunan (SDIP) juga telah menerapkan metode ini untuk mengetahui gaya belajar peserta didik sehingga bisa mendesain metode pengajaran yang lebih efektif dan menjadi pedoman dalam pembagian kelas sesuai kecerdasannya.


Namun sayangnya, kebanyakan dari sistem pendidikan kita masih belum cukup fleksibel untuk mengenali dan menghargai berbagai bentuk kecerdasan ini. Banyak anak yang akhirnya tumbuh dengan rasa rendah diri karena mereka merasa tidak cukup pintar hanya karena tidak bisa memenuhi standar nilai akademik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengubah cara pandang, menghargai setiap anak sebagai individu yang unik dengan potensi dan kekuatan yang berbeda. Semua anak cerdas, asal kita sebagai orang tua, guru, dan masyarakat mau melihat dan mengenali potensi mereka dalam berbagai sudut, tidak hanya akademik.