Oleh Retna Endah
YSH News - Di tengah era digital yang penuh distraksi, Syaura Ayu Shabia (6D), siswi MI Pembangunan, membuktikan bahwa cinta terhadap membaca masih tetap membara. Sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara, kebiasaan membaca sudah melekat dalam dirinya sejak kecil. Ia mengaku terinspirasi dari kedua kakaknya yang juga gemar membaca, sehingga minat tersebut tumbuh alami dalam dirinya. Kegemarannya ini membuahkan hasil yang membanggakan, Syaura beberapa kali dinobatkan sebagai peminjam buku terbanyak di perpustakaan MI Pembangunan. Dengan konsistensi dan semangat yang tinggi, ia menjadikan perpustakaan sebagai tempat favorit, bukan hanya untuk membaca, tetapi juga untuk belajar dan berkembang.
Perpustakaan MI Pembangunan sendiri memang dirancang sedemikian rupa agar nyaman dan menarik bagi siswa. Suasananya yang kondusif membuat anak-anak merasa betah berlama-lama membaca dan mengeksplorasi berbagai buku, majalah, hingga media digital. Tak heran, secara keseluruhan, minat baca siswa di MI Pembangunan tergolong tinggi, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi di tengah tantangan rendahnya budaya literasi di berbagai tempat.
Dalam sebuah wawancara, Syaura berbagi pengalamannya terkait hobi membaca. Menurutnya Sejak TK ketika awal belajar membaca Ayahnya menetapkan target sederhana membaca satu buku setiap dua hari, lengkap dengan menceritakan kembali isi buku tersebut. Buku pertama yang berkesan baginya adalah buku cerita bergambar yang membangkitkan imajinasi dan kecintaannya terhadap literasi. Genre favorit Syaura adalah fiksi dan petualangan, meskipun ia juga tak segan membaca buku non-fiksi yang memperluas wawasannya. Di tengah kesibukan sekolah, ia tetap meluangkan waktu untuk membaca.
Menjadi pemenang pembaca buku terbanyak tentu membanggakan bagi Syaura. Ia berhasil membaca ratusan buku dalam waktu satu semester. Menurutnya, manfaat terbesar dari membaca adalah kemampuan untuk memperkaya kosakata, dan melatih imajinasi. Ia juga merekomendasikan buku-buku cerita bergambar atau novel anak-anak sebagai pintu masuk yang menyenangkan bagi para pembaca pemula.
Menurut Dr. Taufik Ismail, seorang sastrawan dan pemerhati pendidikan di Indonesia, "Membaca adalah aktivitas yang dapat membuka jendela dunia. Anak-anak yang gemar membaca akan memiliki bekal berharga berupa pengetahuan, daya imajinasi, dan kemampuan berpikir analitis yang kuat." Senada dengan itu, UNESCO menegaskan bahwa budaya membaca adalah fondasi utama bagi pendidikan yang berkualitas. Membaca tidak hanya meningkatkan literasi, tetapi juga memperkaya jiwa, memperluas cakrawala, dan membentuk karakter.
07 Mei 2025
5307 Mei 2025
2007 Mei 2025
2310 Sep 2024
44612 Sep 2024
42012 Sep 2024
394