Literasi

Peran Coaching dan Mentoring dalam Membentuk Karakter Siswa kelas 6 MI Pembangunan

Foto Penulis

Retna Endah Kusma Dewi, S.IP

Penulis
Selasa, 10 Juni 2025

Oleh Retna Endah


YSH News - MI Pembangunan melalui Tim Bimbingan dan Konseling, menyelenggarakan kegiatan Coaching & Mentoring bagi seluruh siswa kelas 6 pada tanggal 20 - 23 Mei 2025. Kegiatan ini mencakup konseling individu, konseling kelompok, pembekalan karier, dan pendidikan karakter, dengan tujuan utama memberikan dukungan menyeluruh untuk siswa yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.


Kegiatan dilaksanakan secara bertahap, dengan pembagian kelas menjadi dua sesi per hari. Setiap sesi didampingi oleh enam guru Bimbingan dan Konseling (BK), dengan rata-rata delapan siswa per guru. Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini berlandaskan pada empat pilar utama : psikologi, sosial, pembelajaran, dan karier. Rangkaian kegiatan diawali dengan habitual curriculum seperti salat dhuha, dilanjutkan dengan konseling kelompok, konseling individu, dan ditutup dengan salat zuhur berjamaah. 


Menurut Bapak Devan Gustiawan, S.Psi., selaku guru BK MI Pembangunan, kegiatan ini membantu siswa untuk mengenali hambatan belajar yang selama ini tidak mereka sadari. Banyak siswa mengaku baru memahami pentingnya konseling setelah mengikuti sesi-sesi tersebut. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan waktu serta kesiapan mental siswa. “Banyak anak yang masih menganggap sesi konseling tidak penting, padahal saat sesi berlangsung, mereka menyadari memiliki banyak hambatan,” ujar Pak Devan.


Untuk membangun hubungan yang positif dengan siswa selama sesi ini, Guru BK menggunakan pendekatan personal melalui perkenalan, small talk, serta pemilihan topik yang relevan dan menarik bagi anak. Program coaching dan mentoring yang diterapkan MI Pembangunan menunjukkan efektivitas dalam meningkatkan kesadaran diri siswa dan kesiapan menghadapi jenjang pendidikan berikutnya. Meski demikian, keterbatasan waktu dan persepsi siswa terhadap urgensi kegiatan menjadi hambatan yang perlu diatasi. Pak Devan berharap agar kedepannya program ini dapat dilaksanakan sebelum momen kelulusan, sehingga siswa memiliki persepsi yang lebih serius terhadap pentingnya kegiatan tersebut. Ia juga menyarankan adanya integrasi yang lebih kuat antara kegiatan pembelajaran reguler dan pembinaan karakter, agar nilai-nilai yang ditanamkan dapat menjadi bagian dari keseharian siswa.