Oleh Retna Endah
Infak Kurban merupakan bentuk sedekah yang ditujukan untuk membiayai ibadah kurban melalui mekanisme patungan atau kolektif. Model sedekah ini memungkinkan lebih banyak individu, khususnya mereka yang belum mampu membeli hewan kurban secara langsung, untuk tetap berpartisipasi dalam ibadah yang mulia ini. Inisiatif ini tidak hanya membuka kesempatan untuk beramal, tetapi juga menjadi sarana pendidikan karakter dan spiritualitas, terutama bagi kalangan pelajar.
Di lingkungan sekolah, praktik infak kurban menjadi sarana pembelajaran nyata tentang nilai-nilai keikhlasan, ketaatan kepada Allah, dan semangat berbagi kepada sesama. Seperti yang diterapkan di MI Pembangunan, kegiatan iuran ini menjadi program tahunan yang rutin dilaksanakan. Dana infak dikumpulkan selama tiga bulan berturut-turut, yaitu April, Mei, dan Juni, sebagai bentuk latihan berkurban bagi siswa.
Menurut Ibu Hafizatul Mukminah, S.T.,S.Pd., salah satu panitia pengumpulan iuran kurban di kelas 2, anak-anak termotivasi untuk berinfak karena ingin meraih pahala dan berbagi dengan fakir miskin. Sekolah menerapkan strategi khusus untuk mendorong semangat berinfak, di antaranya dengan mencatat jumlah amal masing-masing kelas setiap hari dan mengumumkan kelas dengan amal tertinggi. Namun, tantangan tetap ada, seperti kurangnya pemahaman sebagian siswa terhadap makna beramal kurban. Oleh karena itu, peran wali kelas dan wali murid peserta didik sangat penting dalam memberikan motivasi dan pemahaman secara konsisten.
Kegiatan infak kurban di sekolah merupakan wujud implementasi pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam. Melalui inisiatif ini, siswa tidak hanya belajar tentang ajaran agama secara teoritis, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan nyata. Semangat berbagi, peduli, dan rela berkorban yang tertanam sejak usia dini diharapkan dapat membentuk generasi yang lebih bertakwa dan berjiwa sosial tinggi di masa depan.
14 Mei 2025
3514 Mei 2025
2207 Mei 2025
9410 Sep 2024
46212 Sep 2024
44112 Sep 2024
410